Contacts
Get in touch
Close
clara pusing

Kalau Ads Bisa Diatur, Kenapa KOL Bikin Kita Lelah Batin?

Clara menatap layar laptopnya dengan tatapan kosong. Tab browser berderet dari spreadsheet influencer, draft caption revisi keempat, sampe WhatsApp Web yang penuh balasan “nanti ya kak, masih di jalan”.

Di Olakses, Clara adalah KOL Specialist. Tapi sebetulnya, job desc-nya lebih mirip penjaga hubungan lintas semesta: antara brand, kreator, dan ekspektasi digital yang kadang absurd.

Hari ini dia lagi me-manage tiga campaign. Satunya minta konten yang “organik tapi glamor”, satunya lagi pengen “KOL-nya relatable kayak tetangga sebelah, tapi harus followers-nya 100K ke atas”.

Dan di tengah-tengah itu semua, Clara sadar satu hal:

KOL marketing itu bukan sekadar bayar influencer buat posting.
Tapi kerja keras menyatukan kreativitas dan chaos jadi sesuatu yang berdampak.


KOL: Channel Marketing Paling Kompleks

Di dunia digital marketing, kita terbiasa dengan hal-hal yang bisa diukur.

  • Ads? Bisa disetting, dibudget-in, dianalisis per detik.

  • SEO? Pakai data, tools, dan struktur.

  • Tapi KOL? Ya… Clara tahu persis: ini urusannya bukan sama angka doang. Tapi sama manusia.

Kita bisa lihat dari grafik simpel ini:

Grafik effort KOL
Semakin tinggi kompleksitasnya, semakin sedikit kontrol yang dimiliki marketer.
Dan KOL ada di titik “kontrol minim – effort maksimal.”

Clara udah ngadepin semua jenis KOL: yang pro, yang idealis, yang fast response tapi butuh afirmasi tiap caption.
Dan semuanya valid. Karena mereka bukan dashboard, mereka manusia.


Di Antara Data dan Drama

Clara gak buta data. Dia tahu siapa yang punya ER bagus, siapa yang follower-nya organik, siapa yang postingnya selalu on-time.

Tapi tetap aja, semua itu gak cukup buat menjawab satu pertanyaan penting:

“Influencer ini cocok gak buat brand ini?”

Karena KOL itu bukan hanya soal reach dan like. Tapi soal nilai, tone, vibes, dan kadang, intuisi.
Dan sering kali, itulah yang bikin Clara ngulang matching process sampai berulang kali.


Trust Transfer, Bukan Sekadar Exposure

KOL marketing itu bukan tentang beli view atau bayar shoutout.
Ini soal transfer kepercayaan.

Clara sering bilang ke klien:
“Yang kamu bayar bukan cuma postingan. Tapi hubungan si kreator sama audiensnya.”

Dan itu gak bisa diukur dengan CPM.
Itu dibangun dari tahun-tahun si KOL konsisten posting, ngobrol, dan jadi “teman online” buat followers-nya.

Makanya kalau campaign berhasil, bukan karena view-nya tinggi. Tapi karena komen-nya bunyi:

“Eh ini aku banget.”
“Sumpah, gua juga pake ini!”

Itu validasi tertinggi di dunia KOL. Dan Clara selalu ngejar momen itu.


Di Balik Konten Cantik, Ada Spreadsheet yang Lelah

Buat tim marketing luar, campaign KOL sering keliatan gampang: tinggal pilih influencer, kirim brief, tunggu tayang.

Tapi buat Clara, realitanya:

  • Draft revisi digeber tengah malam.

  • Reminder approval konten jam 07.00 pagi.

  • Breakdown revisi dari klien yang bilang: “boleh playful, tapi tetap premium ya kak.”

Capek? Banget.
Tapi Clara tahu: campaign yang impactful butuh orchestrasi yang gak kelihatan di depan layar.


KOL Itu Ilmu Kreatif Paling Ribet – Tapi Paling Berarti

Buat Clara, KOL itu seperti puzzle yang hidup. Tiap campaign beda. Tiap kreator beda. Tiap brand punya maunya sendiri.

Tapi setiap kali campaign live, dan hasilnya bukan cuma angka tapi juga rasa, Clara tahu…

Semua spreadsheet, semua drama, semua revisi – worth it.

Karena Clara gak kerja buat likes.
Clara kerja buat sesuatu yang lebih mahal: kepercayaan!!!


Clara dan Seni Menjadi “Bestie Profesional”

Clara udah paham satu aturan tak tertulis di dunia KOL:

“Ngadepin KOL tuh bukan soal aturan… tapi soal perasaan.”

Mau gak mau, Clara harus jadi bestie dadakan buat semua KOL di campaign-nya.
Bukan karena modus, tapi biar mudah juga untuk nego dan komunikasinya.

Chatan sama KOL ga perlu ribet, yang penting point-point dijelasin sedetail mungkin tapi harus tetep sopan ya.
Kadang Clara juga harus tebak suasana hati KOL dan kadang juga jadi tempat curhat yang gak tercantum di kontrak kerja sama 😌


Penutup:

Lagi bangun campaign KOL dan mulai ngerasa kayak Clara?
Tenang. Tim Olakses udah biasa berenang di laut KOL yang dalam. Kita gak cuma hubungkan brand dan influencer,
tapi juga jagain trust di antara keduanya.

Ngobrol yuk, sebelum lelah batin jadi burnout beneran. 🙃