Contacts
Get in touch
Close
say please and thank you to AI

Bilang “Tolong” ke ChatGPT Bisa Bikin Rugi Jutaan Dollar? Seriusan?

Ada hal yang belakangan ini bikin kita, para penghuni tongkrongan digital, garuk-garuk kepala bareng.

Bukan karena algoritma tiktok makin gak jelas.
Bukan juga karena harga iklan makin mahal.

Tapi… karena kata “tolong” dan “terima kasih”.

Yep, dua kata sopan yang diajarin sejak kecil ini tiba-tiba jadi sorotan dunia teknologi. Dan kamu gak salah baca: CEO OpenAI, Sam Altman, beneran bilang bahwa kebiasaan pengguna ChatGPT yang terlalu sopan bisa bikin rugi jutaan dollar.

Wait, apa? 🤯


Ketika Sopan Santun Menjadi Mahal

Jadi gini…

Setiap kali kamu nulis prompt ke ChatGPT, sistem ini gak cuma “baca” kata-katamu kayak manusia. Ia mecah semua input jadi potongan-potongan kecil yang disebut token. Bahkan satu kata bisa dipecah jadi 2-3 token tergantung kompleksitasnya.

Dan setiap token ini, punya “harga”.
Bukan dalam bentuk uang receh, tapi energi, komputasi, dan biaya server.

Bayangin: satu “terima kasih” bisa jadi 2-3 token ekstra.
Kalau ada 100 juta orang nulis itu setiap hari, boom 💥 tagihan listrik naik signifikan coy.


“Tolong” yang Berujung Tagihan Miliaran

Menurut laporan terbaru, OpenAI harus menanggung beban server dan energi yang terus membengkak dan sebagian kecilnya gara-gara kata-kata sopan dari kita semua.

“Kalau kamu ingin lebih hemat dalam penggunaan ChatGPT, jangan terlalu banyak basa-basi,” kira-kira begitu pesannya.

Sam Altman bahkan bilang, model bahasa seperti GPT-4 bisa sangat mahal untuk dioperasikan, dan kalimat tambahan yang gak perlu bikin beban makin berat.

Jadi… bersikap sopan bisa bikin AI ngos-ngosan?


Tapi… Masak Kita Gak Sopan Sama AI?

Di sisi lain, manusia tetaplah manusia.

Survei bilang 67% pengguna AI di Amerika tetap milih untuk bersikap sopan saat chatting dengan ChatGPT. Alasannya?

  • Karena sudah terbiasa

  • Karena merasa gak enak

  • Karena merasa, meskipun itu robot, tetap layak diperlakukan seperti manusia

Bahkan sebagian bilang: “kalau kita hilang sopan santun ke AI, nanti lama-lama ke manusia juga hilang.”

Ada benernya sih.


Sopan vs Hemat: Haruskah Kita Memilih?

Ini jadi dilema modern:
Apakah kita harus mulai efisien dalam tutur kata? Atau tetap menjunjung etika meski ke mesin?

Jawabannya mungkin bukan salah satu, tapi kombinasi keduanya.

Karena kenyataannya, AI bukan makhluk hidup. Ia gak bisa tersinggung atau merasa dihargai. Tapi… sikap kita terhadap AI bisa mencerminkan bagaimana kita memperlakukan dunia di sekitar.

Dan ya, dunia saat ini butuh kita semua lebih bijak, termasuk dalam pakai teknologi.


Penutup: Bijak dalam Kata, Bijak dalam Data

Jadi, mulai sekarang kamu boleh banget tetap bilang “tolong” ke ChatGPT.
Tapi sadar aja: setiap kata punya harga. Gak semua sopan santun harus panjang dan berbunga-bunga, ya!