Beberapa bulan terakhir, kata “AI” udah kayak bumbu dapur di dunia digital marketing. Mau ngomongin konten, SEO, copywriting, semuanya sekarang dikaitkan sama AI. Tapi, pertanyaannya: bener nggak sih AI itu membantu SEO? Atau justru bisa jadi boomerang buat performa organik kamu?
Di artikel ini kita akan bedah bareng, tanpa ribet, tanpa jargon, dan tetap relevan sama realita di lapangan.
AI dalam Dunia SEO: Beneran Bantu?
Kalau kita bicara efisiensi, ya jelas AI membantu. Banyak pekerjaan SEO yang dulu butuh waktu berjam-jam sekarang bisa dipersingkat:
-
Riset keyword? Bisa makin efisien dengan bantuan tools kayak Keyword Insights untuk eksplorasi ide, SurferSEO untuk struktur konten dan rekomendasi keyword turunan, atau bahkan ChatGPT untuk bantu brainstorm awa.
-
Tulis konten SEO-friendly? Jasper, Copy.ai, dan teman-temannya udah siap bikin draft kilat.
-
Analisa kompetitor? AI bisa breakdown strategi mereka dalam beberapa menit.
Bahkan untuk optimasi teknikal SEO seperti struktur heading, rekomendasi internal link, sampai prediksi ranking, AI sudah mulai masuk ke permainan.
Tapi apakah semua itu cukup?
Ketika AI Mulai Keblinger: Konten Jadi Generik, Ranking Anjlok
Ini yang sering kelewat: konten yang dibuat sepenuhnya oleh AI itu seringkali datar. Polos. Nggak punya “rasa”. Bahkan kadang asal-asalan kalau kamu tidak mengeditnya.
Dan yang paling krusial: Google sekarang makin jeli membedakan mana konten yang benar-benar membantu pengguna, mana yang cuma mengejar volume.
Beberapa situs sudah merasakan sendiri. Ranking turun, impressions drop, bahkan deindex karena konten dianggap spammy atau nggak punya otoritas.
Apalagi sejak Google mengeluarkan update Helpful Content dan makin serius soal EEAT (Experience, Expertise, Authoritativeness, Trustworthiness), konten asal jadi dari AI bisa jadi bumerang.
Jadi Gimana? AI Musuh atau Teman?
Sebenarnya, AI bukan musuh. Tapi juga bukan penyelamat.
Bayangkan AI seperti alat masak. Kamu bisa bikin makanan enak kalau tahu cara pakai wajan dan bumbu. Tapi kalau cuma mengandalkan alatnya saja tanpa mengerti rasa, ya hasilnya hambar.
Yang bikin konten jadi “punya nyawa” tetap manusia:
-
Cerita nyata
-
Insight dari pengalaman
-
Sudut pandang yang tidak bisa disalin dari data saja
Jadi, kombinasikan. Gunakan AI untuk mendukung riset dan efisiensi. Tapi isi kontennya tetap harus kamu yang pegang. Apalagi kalau kamu sedang membangun brand seperti Olakses yang punya suara dan karakter kuat.
Tips Main Aman Pakai AI Buat SEO
-
Gunakan AI untuk draft, bukan hasil akhir
AI bantu menyusun struktur dan menyiapkan fondasi, tapi kamu tetap harus review dan tambahkan sentuhan manusia. -
Selalu tambahkan insight atau pengalaman asli
Supaya kontennya berbeda dan punya nilai lebih dibanding kompetitor. -
Perhatikan EEAT
Tulis dengan gaya yang menunjukkan kamu paham topiknya. Tampilkan data, contoh, dan kredibilitas. -
Audit konten sebelum publish
Jangan asal salin dari AI. Edit, perhalus, dan pastikan tone-nya sesuai brand kamu. -
Bangun sistem editorial
Jangan biarkan AI bekerja sendirian. Tetap butuh manusia untuk kurasi, validasi, dan arah strategi.
Penutup: Di Era AI, Justru Suara Asli Jadi Makin Penting
AI itu canggih, tapi jangan lupa yang dicari pembaca (dan Google) adalah konten yang nyambung, punya makna, dan bisa dipercaya.
Gunakan AI sebagai alat bantu, bukan sebagai pengganti kamu. Karena pada akhirnya, yang bikin orang tetap membaca dan percaya adalah kamu sendiri sebagai kreator kontennya.
Kalau kamu sudah mulai pakai AI buat konten atau SEO, coba evaluasi deh: sudah benar dimanfaatkan atau justru bikin kamu kehilangan arah?
Bram is an SEO Specialist at Olakses with a background in Software Engineering and 10 years of experience in the field. His technical expertise and in-depth understanding of search engine algorithms enable him to develop strategies that drive organic growth and improve website performance